Selasa, 23 November 2010

Pemanfaatan Energi Panas Bumi Secara Langsung

Secara umum, pemanfaatan energi panas bumi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pemanfaatan langsung (direct use) dan pemanfaatan tidak langsung (indirect use). Pemanfaatan secara langsung atau pemanfaatan non listrik misalnya untuk pemanas ruangan, pengering produk pertanian, industri kertas, pasteurisasi susu, budidaya jamur, pariwisata, dan lain-lain. Sedangkan pemanfaatan secara tidak langsung dilakukan dengan mengubah energi panas dari panas bumi menjadi energi listrik terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.


Pemanfaatan energi panas bumi oleh manusia, pertama kali dilakukan secara langsung. Seperti dijelaskan sebelumnya, pemanfaatan energi panas bumi secara langsung sangat beraneka ragam. Pemanfaatan fluida panas bumi dari yang bertemperatur rendah untuk budidaya ikan dan pemanas lahan pertanian, temperatur sedang untuk pemanas ruangan dan pengering, hingga temperatur tinggi untuk pembangkit listrik dan proses industri. Fluida panas bumi dapat diambil secara langsung dari manifestasi panas bumi yang ada atau dengan membuat sumur produksi.


Kapasitas pemanfaatan energi panas bumi secara langsung yang telah terpasang saat ini sebagai berikut (Lund dkk., 2010):






Kegiatan ekonomi yang terkait pemanfaatan energi panas bumi secara langsung maupun tidak langsung pada suatu lapangan panas bumi dilaksanakan dalam suatu distrik. Distrik dibagi ke dalam tiga area utama, yaitu: area konservasi, area budidaya, dan area produksi. Area konservasi berupa hutan yang berfungsi sebagai recarge area untuk menjaga pasokan air ke dalam reservoir. Area budidaya merupakan area yang berfungsi sebagai tempat kegiatan budidaya, cocok tanam, dan industri yang memanfaatkan energi panas bumi. Area produksi merupakan area dimana energi panas bumi dieksploitasi atau diproduksi untuk menghasilkan energi listrik maupun untuk pemanfaatan langsung.

Distrik Panas Bumi (Suryantini dkk., 2005)



Rabu, 19 Mei 2010

Ring of Fire: Threats or Opportunities?


Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan Lempeng Pasifik. Masing-maing lempeng bergerak dengan arah dan besar kecepatan yang berbeda. Lempeng Eurasia bergerak relatif ke arah selatan dengan kecepatan 0.4 cm/tahun, Lempeng Hindia-Australia bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan 7 cm/tahun, dan Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat dengan kecepatan 11 cm/tahun (Hamilton, 1979). Pertemuan tiga lempeng ini mengakibatkan tingginya aktivitas tektonik dan aktivitas vulkanik di Indonesia. Hal inilah yang membuat Indonesia merupakan bagian dari Pacific Ring of Fire.


Paling tidak terdapat tiga dampak langsung yang dapat kita amati dan kita rasakan sebagai bagian dari Pacific Ring of Fire. Dampak pertama adalah banyaknya gunungapi aktif yang ada di Indonesia. Dampak kedua adalah seringnya guncangan gempa yang kita rasakan. Dampak ketiga adalah potensi sumber daya energi panas bumi yang tinggi.


Indonesia tercatat sebagai daerah dengan aktivitas gunung api tertinggi di dunia. Selain gunungapi-gunungapi jagoan seperti Gunung Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Kelud, dan lain-lain, Indonesia juga memiliki satu dari dua super-volcano yang ada di dunia. Mungkin banyak yang belum tahu kalau Danau Toba merupakan teman Yellowstone (nonton 2012 kan?) sebagai super-volcano. Letusan Danau Toba pada tahun 74000 SM diyakini para ahli mempunyai peranan terhadap punahnya dinosaurus. (Hati-hati saja, kalau orang Sumatera Utara sudah mulai lupa kepada Tuhan, bisa-bisa meletus lagi tuh, hehe...) Akan tetapi, dibalik smua ancaman tersebut, gunungapi juga membawa berkah buat kita. Pasir dan batuan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan juga endapan material vulkanik membuat tanah pertaniah menjadi subur.


Gempa bumi adalah teman sehari-hari kita. Saking seringnya sampai-sampai banyak yang berani meramalkannya (lebih tepatnya memperkirakan). Sayapun bisa mengatakan “Sepertinya di tahun ini masih akan ada gempa bumi.” Namun pada prinsipnya gempa bumi sampai saat ini belum bisa diramal tempat dan waktu terjadinya. Gempa bumi juga bisa memicu bencana lain yaitu tsunami seperti yang terjadi di Aceh dan Pangandaran.


Tuhan ternyata Maha Adil. Dibalik semua dampak negatif yang kita rasakan ternyata tersimpan juga dampak positif yang dapat kita nikmati. Dengan aktivitas vulkanik yang tinggi akibatnya Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar. Terbesar di dunia. Potensi panas bumi Indonesia sekitar 27000 MWatt atau 40% dari total potensi dunia. Sebagian besar sistem panas bumi di Indonesia berasosiasi dengan aktivitas vulkanik. Hanya beberapa sistem panas bumi yang tidak berasosiasi dengan aktivitas vulkanik diantarnya adalah sistem panas bumi di Pulau Bangka, Kalimantan, Sulawesi bagian tengan dan selatan, dan Papua.


Kalau kita tinjau lebih dalam, hampir semua hal di dunia ini mempunyai dua sisi yaitu kebaikan dan keburukan, positif dan negatif, atau peluang dan ancaman. Gempa bumi misalnya, jangan semata-mata dijadikan sebagai ancaman, tetapi jadikanlah cambuk yang memacu kita untuk memperdalam ilmu kebumian, memacu kita memperdalam ilmu konstruksi bangunan. Semuanya kembali kepada kita mau memilih sisi yang mana.