Sabtu, 24 April 2010

Oil and Gas doesn’t Exist in the Earth, But in Your Brain

“Benarkah minyak dan gas bumi berada di dalam batuan di bawah permukaan bumi?” Sebelum kita bisa mengatakan jawabannya adalah benar maka kita harus membuktikannya terlebih dahulu. Terkadang kita terlalu hebat mengimajinasikan sesuatu yang sebenarnya kita sendiri meragukannya. Maaf kalo ada yang terusik dengan kalimat sebelumnya. Tak perlu ditertawakan. Karena memang hanya itulah yang bisa kita lakukan.

Ini bukan masalah nominal tetapi masalah nilai. Coba bayangkan apa artinya uang satu juta rupiah kalau harga beras satu kilo gram harganya sembilan ratus ribu rupiah. Mungkin ilustrasi ini terlalu ekstrim tetapi saya rasa cukup untuk sekedar memberi gambaran. Seperti itulah kira-kira yang terjadi di dalam dunia perminyakan kita. Saya mengambil contoh kasus satu lapangan gas raksasa yang kita miliki. Natuna D-Alpha.

Natuna D-Alpha dikononkan merupakan lapangan gas raksasa dengan total cadangan 46 Tscf. Mungkin kita juga kesulitan membayangkan seberapa besar 46 Tscf itu. Cadangan sebesar ini setara dengan 27 % dari cadangan Indonesia ( 170.07 Tscf @ 2008). Sebagai gamabaran, sebuah pembangkit listrik berdaya 50 MWatt dengan mengasumsikan heating value gas 1000 Btu/scf dan efiesiensi kerja powerplant 50 % maka hanya dibutuhkan gas sekitar 8 MMscf/Day. Namun apa yang terjadi pada lapangan ini: “It is stranded.” Hal ini bisa terjadi karena alasan teknis maupun karena alasan ekonomi.

Kembali ke pertanyaan kita “Benarkah minyak dan gas bumi berada di dalam batuan di bawah permukaan bumi?” Semua tergantung kemampuan kita untuk memikirkan bagaimana cara menganbilnya tanpa kehilangan nilainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar